Satu satunya hal menyakitkan adalah berharap kepada manusia. Bukan karna orang itu yang gak baik, tapi gue berusaha menyadari bahwa dia hanya manusia biasa yang bisa bikin kecewa. Itulah manusia gak sih? Makanya katanya jangan pernah menggantungkan diri dan hati kita ke manusia, karena sungguh amat melelahkan.
Tapi rasa kecewa yang kita alami itu muncul karena kita berharap, kita terlalu keburu bahagia dan pikiran kita melampaui masa kini. Mengambil prinsip stoicism yang dalam beberapa tahun terakhir gue pelajari. tindakan, omongan, perilaku yang diluar diri itu gak akan pernah bisa kita kendalikan. Termasuk pilihan orang lain yang ternyata menyakiti dan membuat kita kecewa. Karena kita berharap orang lain itu berperilaku sesuai apa yang kita lakukan ke dia. Dan kecewa itu hanya feeling yang sifatnya datang dan pergi. Tapi gabisa gue abaikan karena gue gamau mengabaikan perasaan gue, dan gue juga gamau pretend Im okay padahal ga baik2 aja hanya karena ingin jadi wanita baik dan pendamping yang pengertian. My happiness is important too. Sayangnya kebahagiaan itu muncul salah satunya dengan jujur.
Jadi inget dulu beberapa tahun sebelum pandemi dan di saat menjadi manusia belum se hype sekarang, aku pernah ikut event yang mendatangkan vidi aldiano dan mas adjiesanputro. Mas adjie pernah bilang " dalam konteks mencintai, pasti ada ekspektasi kayak aku mencintaimu supaya kamu mencintaiku. Aku memahamimu agar kamu memahamiku, padahal cinta yang tulus itu memberi bukan transaksi", tapi so sorry level mencintai gue belum yang I do everything for you, so do everything what u want because I love you. Gue masih memiliki ekspektasi bahwa pasangan gue bisa tulus mencintai gue juga, bisa meluangkan dan memprioritaskan gue juga, bahkan bisa setia juga.
Tapi sesungguhnya, setelah banyak kejadian yang menimpa gue, gue sekarang belajar untuk pelan-pelan untuk menurunkan ekspektasi. Ketika seseorang gabisa setia, berarti level dia ada di level bawah yang mana ga akan relate sama prinsip hidup gue yang monogami. Ketika seseorang gak bisa memberikan waktunya fully buat gue, berarti ada hal lain yang jadi list prioritas utama dia dan bukan gue. Mengacu lagi sama stoicism, ketika gue bukan prioritas, atau ketika pasangan berpaling its mean enough for waiting. Berarti gue bukan orang yang tepat buat dia dan dia pun bukan orang tepat buat dia. Hidup terkungkung batas ekspektasi yang menjerat itu melelahkan. Sekarang gue lagi di tahap ingin hidup damai lagi, bukan berhenti nangis, bukan berhenti ga punya masalah, tapi gue ingin kembali membalikkan fokus ke diri gue. Apa yang gue mau, apa yang gue bisa dan apa yang sedang ingin gue jalani. Sambil menurunkan ekspektasi bahwa pada dasarnya hubungan dengan manusia itu melelahkan memang.
Nemu kalimat ini yang ternyata kutipan dari spongebob, gue jadi realize bahwa cukup kendalikan yang memang bisa diri kita kendalikan. Orang lain di luar kendali kita.
Kita ga akan bisa bikin orang lain setia dengan kita kalau dia memang ga memilih buat setia
Kita ga akan bisa bikin orang lain punya perilaku dan tutur kata baik tanpa menyakiti kalau dia ga memilih itu
Kita ga akan bisa mengubah sikap orang lain terhadap kita
Jadi dari pada fokus untuk mempertahankan mengendalikan apa yang harus orang lain lakukan ke gue, gue coba turunkan ekspektasi gue. Dia adalah manusia biasa yang bisa salah, bisa gagal lagi untuk berubah karena gue bukan Tuhan yang bisa ngatur kehidupan atau langkah yang diambil orang lain. Tp cukup fokus membalikkan ke diri sendiri. Kalau ternyata setia hal yang sulit pasangan kita lakukan, gue punya pilihan buat stay dengan rasa ikhlas dan sabar. Kalau sabar dan ikhlas sulit gue jalani maka gue lebih baik pergi. Gue bilang ke diri gue, pisah karena memilih kedamaian ke diri sendiri bukan hal yang salah. Jadi kalau pasangan gue someday cheating on me, pisah akan gue ambil meskipun udah punya anak. Karena gue udah gabisa menghormati tipe pria yang lebih memilih berpaling dengan mudah. Sedangkan gue gabisa menjalani hubungan tanpa rasa hormat di dalamnya.
Dan hei you, my self you always can do everything, I trust you ❤
Janji ya kamu harus bisa kontrol ekspektasi kamu ke orang lain.
No comments:
Post a Comment