Katanya laki-laki itu harus kuat, laki-laki itu gak boleh nangis, laki-laki itu gaboleh lemah.
Apalagi muncul istilah toxic masculity, ketika laki-laki gak A berarti ga "laki", kalau laki-laki lemah berarti gak "laki". Akhirnya membentuk bahwa laki-laki itu harus kuat untuk menjadikan mereka sebagai laki-laki sejati. Tapi emang laki-laki sejati itu kayak apa?
Bagi gue, definisi laki-laki sejati dan laki-laki kuat adalah yang gak mudah menyakiti wanita apalagi dengan sengaja. Bukan yang dengan mudah berkata-kata manis tapi penuh tipu daya, justru pria sejati akan hadir dengan versi terbaiknya bukan dengan janji manisnya.
Apalagi jaman sekarang, banyak pria yang datang menawarkan janji komitmen dan menikah. Pria yang ngajak serius bukan berarti gak baik, tapi liat dulu deh jangan gampang kemakan janji komitmen apalagi menikah. Jangan sampe nikah yang merupakan ibadah seumur hidup malah bikin kita nyesel karena merasa menderita dan salah langkah karena memilih orang yang salah, karena itu berarti masuk neraka seumur hidup.
Bagi gue, gue perlu menikahi pria yang gue hormati dan gue percayai bukan cuma berdasarkan cinta. Kepikiran gak sih? Karna cinta gak akan bertahan selamanya? Akan ada rasa bosan dalam hubungan tentunya, makanya kenapa harus terus disiram biar ga mati. Dan "siram" itu bentuk kata kerja, berarti dua orang itu harus saling usaha buat saling menyirami satu sama lain. Gue perlu menikahi pria yang bisa menjaga kepercayaan gue bukan malah mengkhianatinya.
Menikahi pria yang bukan gila hormat dan juga menghormati wanitanya itu pun sangat penting bagi gue. Karena kalau dia menghormati wanitanya, menyakiti pun gak akan mau. Mengutip dari greatmind dan penulisnya adalah my fav person Marissa Anita "memilih pasangan hidup yang benar semakin mendekatkan diri untuk melestarikan kesehatan mental anda".
Kebayang gak sih, hidup sama orang yang justru bikin kita sakit mental. Kalau gue sih gak bisa, karena menjalani hidup sendiri aja udah bisa mental kepental ancur-ancuran, apalagi kalau hidup dengan orang yang salah. Walaupun kalau kata emak gue sih, gak ada manusia yang sempurna dan cocok 100%, I agree with her. Tapi perlu memilih pasangan yang setidaknya membuat mental kita gak terlalu "sakit", biaya psikiater mahal gaes. Tapi lebih penting untuk "love yourself" dulu, karena pondasi diri harus lebih kuat sebelum menikah, gue berkali kali bilang ke diri sendiri untuk jadi lebih kuat tapi bukan berarti gak nangis, dan harus lebih sayang dan merawat diri biar bisa merawat cinta dan orang yang gue cintai.
Dan beberapa hari ini dibikin nangis dan jatuh cinta sama sosok anak kecil namanya King faaz. Kalimatnya dengan bapak sambunya bikin hati nyess. Kalimatnya gini
Faaz Dad : jadi laki-laki harus..
Faaz : kuat
Faaz Dad : laki laki yang kuat?
Faaz : bukan seenaknya nyakitin hati orang apalagi hati perempuan
Faaz Dad : terutama?
Faaz : mami dan adik eijas
Faaz Dad : sebelum abang bisa jagain mereka
Faaz : abang harus kuat fisik dan rohaninya
Jujur, setelah liat video anak 10 tahun ngomong gitu air mata langsung jatuh, kok rasanya nyesek banget?. Seketika pikiran gue adalah I really want my son thinking like that too. Pengen punya anak yang kayak gitu juga. Memandang bahwa menjadi laki-laki sejati dan kuat bukan hanya terlihat di luar tapi di dalam yaitu pondasi dirinya harus kuat, yang juga peduli sama diri sendiri dan kuat hubungannya sama Tuhannya. Karena kalau Tuhan aja ditinggalin, apalagi kita yang notabenenya bukan siapa-siapa. Kalau sama Tuhan aja gak takut, apalagi sama manusia dan bagaimana dia treat orang sekitarnya. Walaupun dekat sama Tuhan bukan berarti menjadikan kita manusia sempurna dan bersih tanpa dosa, tapi at least yang selalu bisa memperbaiki hubungannya sama Tuhan, dirinya dan sekitarnya.
Melihat faaz, gue pun takjub sama sesosok sonny sang bapak sambung. Apalagi track history keluarga mereka, dimana sang ibu disakiti sama bapak kandung faaz. Luka dan trauma itu gak gampang buat hilang, tapi faaz hadir dan diajarkan bahwa jangan sampai air mata itu keluar dari mata perempuan. Jangan sampai faaz bisa jadi kayak bapak kandungnya yang justru gak cuma bikin air mata turun tapi ngasih luka dan trauma ke perempuan. Dan yang ngajarin itu semua adalah sonny, sang bapak sambung. Berarti dia punya prinsip untuk memuliakan perempuan dan menghormati perempuan.
Masalahnya society hanya memaksa laki-laki itu harus kuat buat jadi laki-laki sejati. Jadi Pria yang kuat secara fisik tapi gak bisa melindungi orang sekitarnya dengan baik, jadi pria yang pintar tapi gak bijak dan lebih memilih kalimat tajam untuk berucap kepada orang sekitarnya. Society lebih mengajarkan pria kuat lebih agar terlihat dari luar tapi rapuh di dalam. Akhirnya karena ada kerapuhan di dalam bikin dia ga tau, gak kenal dan ga paham bahwa ada beberapa sikap keluar yang gak baik dan menyakiti dan itu dilakukan tanpa pikir panjang. Gue selalu berpikir bahwa kalau pria bisa sayang ke diri sendiri dulu dia pun bisa sayang ke orang sekutarnya terlebih orang yang dia cintai.
I believe for this statement "When a man is dealing with low self-esteem, he’ll make mistakes. Big mistakes. So Self-love can show men how to be affectionate to the rest of the world. Promoting self-love in all people creates a positive ricochet of self-esteem, self-forgiveness, emotional communication, generosity and affection"
Pria dengan low self esteem akan merasa hampa dan kosong pada dirinya. Gak cuma pria sih tapi wanita juga. Makanya kenapa mencari kebahagiaan itu bukan dari luar tapi dari dalam. Gue percaya bahwa pria dengan low self esteem akan melakukan kesalahan besar dan sangat fatal. Mereka akan terus mencari penerimaan dan validasi dari orang lain, karena validasi itu gak berasal dari dalam dirinya. Pria dengan low self esteem akan tergila-gila bagaimana dia didambakan oleh banyak orang, bahkan narcistist pun sebenernya punya low self esteem. Jadi dalam otaknya adalah "If other people tell me I’m great, then that must mean I’m great." Pria pria ini akan lebih sering menfokuskan diri keluar, bagaimana dia dipandang orang lain, semua ambisinya lebih untuk orang lain bukan untuk dirinya sendiri.
Pria yang jaga kesehatan akan berpikir bahwa ketika dia sehat berarti dia bisa hadir untuk melindungi orang yang dia sayang. Maka pondasi yang kuat itu harus diri sendiri, secara fisik, mental dan rohani. Kalau fisik sehat, menjaga secata fisik pun akan mampu. Kalau mental sehat, gak akan mudah menyakiti orang lain. Kalau rohani pun sehat, gak akan mudah tergoyahkan. Apalagi ujian pria itu banyak kan ada harta tahta wanita, yang bisa membawa malapetaka buat hidup mereka sendiri.
Gue selalu belajar juga untuk jadi orang yang baik biar nanti ketika punya anak, gue gak ngasih luka gue ke dia. Itu berarti harus udah selesai dengan diri sendiri, harus udah punya pondasi yang kuat. Dan karena anak gue gabisa memilih dia harus lahir dari keluarga seperti apa, maka gue yang bisa memilih pasangan seperti apa untuk jadi ayah dan panutan yang baik untuk anak gue kelak. Gue gak mau liat anak gue yang melihat ibunya tersakiti karena dapat suami yang salah. Gue juga gak mau dia membenci ayahnya karena kelakuan ayahnya. Gue pun ingin anak gue diajarkan untuk jadi lelaki sejati, lelaki yang kuat yang gak akan pernah dengan sengaja menyakiti hati ibunya, saudara perempuannya dan juga pasangannya. Maka setiap langkah yang dia ambil harus dipikirkan dengan matang agar tidak menyakiti. Karena kalau mengambil langkah tanpa berpikir panjang, maka di otaknya hanya tersimpan rasa aman sementara atas dasar "dia gak tau kok" itu berarti menunda bom meledak, tapi bukan berarti bom ga meledak. Maka lebih baik ga ada bom bukan? Maka pria, jadilah pria sejati yang kuat secara fisik, mental dan rohani.
Gue suka kalimat dari Ali bin Abi Thalib
“Jika seorang wanita menangis karena seorang pria telah menyakitinya, para malaikat akan mengutuk setiap langkah yang diambil pria itu.”
No comments:
Post a Comment